Sejak tahun 1990-an novel Islami berkembang amat pesat di Indonesia dan diterima khalayak pembaca dengan sangat baik. Hal ini ditandai sebagian kisah-kisah dalam novel Islami juga diangkat menjadi kisah yang dalam film dan cerita serial dalam sinetron. Salah satu novel yang mendapat sambutan luas masyarakat yakni novel Ketika Cinta Bertasbih. Novel ini sangat penting untuk diteliti, khususnya pada kandungan nilai moral sosial di dalamnya. Nilai moral sosial merupakan salah satu unsur penting untuk membangun tema dan amanat dalam novel. Fokus penelitian ini meliputi (1) nilai pengetahuan moraldalam novel, (2) nilai perasaan moral dalam novel, dan (3) nilai tindakan moral novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

Teori yang digunakan sebagai landasan penelitian mencakup (1) hakikat nilai, (2) moral, (3) novel (pengertian dan unsur-unsurnya), dan (4) pedekatan sosial dalam sosiologi sastra. Pendekatan penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dan metode yang digunakan yakni metode sosiologi sastra. Data penelitian berupa unit-unit verbal tulis yang dikutip dari naskah novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Instrumen dalam penelitian ini yakni peneliti sendiri dan peneliti menggunakan tabel pengumpul data untuk menghipun data sesuai fokus penelitian. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang, mengidentifikasi, menyeleleksi, mendeskripsi, dan menglasifikasi sesuai fokus penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan cara diinterpretasi, dimaknai, dan disimpulkan. Simpulan sebagai temuan penelitian selanjutnya divalidasi dengan teori.

Berdasarkan analisis data ditemukan tentang nilai moral yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy(a) kesadaran moral, kesadaran moral juga memberikan perubahan diri bahwa dicontohkan tokoh dapat selalu ingat kekuasaan Tuhan Salah satunya kesadaran moral tokoh yang dapat diterapkan yaitu sikap bersilaturrahim kepada sesama,(b) pengetahuannilai moral, Pengetahuan nilai moral memiliki tiga tahapan yaitu mengingat, memahami, dan menerapkan. Dalam hal ini dapat dideskripsikan kembali bahwa tokoh mengingat Allah SWT, (c) penentuan perspektif, apa yang dimaksud tentang perspektif yaitu sudut pandang yang dideskripsikan tokoh Azzam memiliki keahlian dalam pembuatan tempe yang sangat enak rasanya. (d) pemikiran moral, pemanfaatanya pemikiran moral itu dapat merubah pimikiran yang buruk menjadi pemikiran yang baik dan pemikiran moral itu dapat menciptakan rasa kesabaran terhadap diri sendiri. (e) pengambilan keputusan, Dapat diartikan kembali bahwa tokoh memberikan contoh keputusan terhadap dirinya yang menunjukkan suatu prinsip rasa rasa keimanan maupun keyakinan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. (f) pegetahuan pribadi, dicontohkan oleh tokoh melaui penilaian pengetahuan tokoh secara pribadi. bahwa penilaian telah dikemukakan oleh tokoh lain yang telah mendukung serta nasihat usaha kerasnya seorang kakak demi keluarganya. (2) nilai perasaan moral dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy meliputi (a) Hati nurani, Bahwa tokoh mengukapkan isi hatinya telah melihat betapa indahnya kenikmatan yang Allah SWT berikan serta tanda-tanda kebesaran-Nya, (b) Harga diri, evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu, sikap orang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif sampai negatif, (c) Empati, merupakan kapasitas mengambil peran orang lain dan mengadopsi perspektif orang lain. Seperti bentuk emosi pada kesadaran diri, selain rasa malu, rasa cemburu, rasa bangga dan rasa bersalah. Bagaimana bentuk empati yang dideskripsikan pada tokoh Azzam yang mecerminkan rasa empatinya terhadap keluarganya dan orang-orang terdekat, (d) Mencintai hati yang baik, mencintai hati yang baik dapat diartikan cinta kebenaran secara bentuk ketulusan hati. Adanya mencnitai hati yang baik diefinisikan karena cinta berhubungan dengan emosi bukan dengan intelektual, (e) Kendali diri, kontrol diri merupakan suatu kacakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosilisasi, (f) Kerendahan hati, merupakan penjaga terbaik melawan perbuatan jahat. Rendah hati adalah suatu sikap yang mampu mengakui segala kekurangannya dan mengakui bahwa ia memerlukan orang lainuntuk membantunya dan (3) nilai tindakan moral novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy meliputi; (a) kompetensi, kompetensi (competene) yang memiliki dasar kemampuan untuk mengubah penilaian dan perasaan moral menjadi tindakan yang efektif, (b) keinginan, bahwa keinginan tokoh mengharapkan untuk mengugkapkan isi hatinya sebagai prinsip yang ia yakini. Sehingga keiinginan itu terbentuk dari kepribadian tokoh itu sendiri, dan (c) kebiasaan, sebagai bentuk perilaku hal yang baik. Perilaku yang baik dapat dicerminkan oleh tidakan tokoh yang mencerminkan dari sifat nilai moral sosial dari usaha “baksonya” sampai becucuran keringat, ia tetap saja terus menyelesaikan demi mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan kelurganya.

Berdasarkan hasil analisis dalam cerita Ketika Cinta Bertasbih jilid 1dan 2 dapat, ditemukan nilai-nilai moral yang cukup positif. Nilai-nilai moral yang positif tersebut merupakan bagian dari interprestasi nilai moral novel Ketika Cinta Bertasbih. Berkaitan dengan hal tersebut, maka cerita Ketika Cinta Bertasbih perlu dilestarikan kembali dalam pengkajian penigkatan literasi di era sekarang dan tetap terjaganya untuk generasi bangsa selalu mencintai sebuah karya sastra di masyarakat.